BEKAM DALAM PANDANGAN DOKTER

Jangan KEOK karena Radang Tenggorokan

 
Radang Tenggorok … Secara medis misalnya orang yang terkena pharingitis maka tanda dan gejalanya adalah batuk, nyeri telan, rasa kering ditenggorok, panas badannya atau bagian tenggoroknya saja, badan terasa berat, pegal linu,  jika diperiksa dilihat dengan lampu maka akan nampak tenggorokannya bengkak dan merah. Bahkan yang parah bisa nampak nanah yang ada ditenggorok sehingga menimbulkan bau pada mulut atau nafasnya.
Radang TenggorokIni adalah tanda tanda radang yang sudah kita kenal. Didalam pengobatan tradisional maka penempatan yang tepat tentang masalah radang ini masuk dalam beberapa kategori. Yang biasa kita lihat fenomenanya adalah misalnya sbb :
1. Radang tenggorok disertai dengan Tenggorok Yang Kering
Maka masuk dalam diagnose Yin Xu (Kekurangan Cairan), terapi yang tepat adalah :
1.   Tonik Yin sehingga dia akan melumasi tenggorokannya yang kering.
2. Bekam Kering untuk mengeluarkan unsure panasnya tanpa mengeluarkan cairannya.
Bekam kering dapat dilakukan dengan mengambil titik :
  • Al akhdain,
  • Al kahil,
  • Al katifain dan
  • Titik belakang paru paru / BL 13 dan BL 12.

Contoh resep Tonik Yin Paru paru :
  • Daun Saga
  • Ceplukan
  • Patikan Kebo
  • Senggugu
  • Spirulina
  • Gamat
  • Kencur
  • Kombinasi dari beberapa herbal diatas mnimal 2 buah macam
3.       Radang tenggorok Panas Ekses Pada Paru Paru

Jika disertai dengan nyeri telan, badan terasa panas, pusing, batuk dan pilek, batuk dengan dahak berwarna kuning kental, tetapi tidak ada fenomena kering
dan disertai dengan lidah yang sangat merah serta selaput lidah yang tebal kuning.
Hal ini  menunjukkan pasien tersebut terserang angin panas ekses pada paru paru, maka terapi yang tepat untuk radang ini adalah dengan bekam basah dengan mengambil titik :
1.   Al akhdain,
2. Al kahil,
3. Al katifain dan
4. Titik belakang paru paru.
Sedangkan pemberian herbalnya adalah yang mengeluarkan panas lewat urine misalnya:
1.   Alang alang
2. Meniran
3. Sambiloto
4. Pegagan
5. Daun sendok
6. Dikombinasikan dengan herbal tonik yin paru.
4.      Radang tenggorok dengan Rasa Dingin di Badan

Jika disertai Takut angin, takut dingin  dan tenggorok serta mulut rasa tawar, maka radang tenggorok seperti ini bagus dilakukan dengan terapi bekam api dan minum madu serta herbal yang akan menghangatkan tubuh seperti:
1.   Adas
2. Jahe merah
3. Jahe kering
4. Jahe di bakar
5. Lengkuas merah
6. dll
Radang Tenggorok
Ini beberapa fenomena yang sering kita lihat, kemungkinan masih ada fenomena yang lain tentang radang tenggorok ini. Sekian tulisan ini saya buat semoga bisa memberikan manfaat kepada kita semua

Manfaat Bekam

 

Sebagai suatu metode pengobatan, tentunya bekam mempunyai khasiat umum. Di antaranya adalah:

1. Mengeluarkan darah kotor, baik darah yang teracuni maupun darah yang statis, sehingga peredaran darah yang semula tersumbat menjadi lancar kembali.
2. Meringankan tubuh. Banyaknya kandungan darah kotor yang menumpuk di bawah permukaan kulit seseorang akan mengakibatkan terasa malas dan berat. Jika dibekam, maka akan meringankan tubuhnya. 3. Menajamkan penglihatan. Tersumbatnya peredaran darah ke mata mengakibatkan penglihatan akan menjadi buram. Setelah dibekam, peredaran darah yang tersumbat kembali lancar dan mata bisa melihat dengan terang.
4. Menghilangkan berbagai macam penyakit. Rasullulah SAW mengisyaratkan ada 72 macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan jalan berbekam, seperti: Asam urat, darah tinggi, jantung, kolesterol, masuk angin, migrain, sakit mata, stroke, sakit gigi, vertigo, sinusitis, jerawat, sembelit, wasir, impotensi, wasir, kencing manis, liver, ginjal, pengapuran dan lain lain.

ASOSIASI BEKAM INDONESIA

Sejarah berdirinya ABI

Back to Nature inilah istilah yang sering kita dengar kalau kita ingin kembali pada awal hidupnya manusia, kembali kepada hal yang alami maka kembali kepada fitrahnya manusia, yaitu dengan melakukan tindakan atau kegiatan yang memperhatikan keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan hidup.
Menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan hidup dijawantahkan dalam suatu kegiatan sosial karena memang manusia adalah makhluk sosial. Kepedulian kepada sesamanya untuk saling tolong menolong, menjaga norma-norma kehidupan beragama dan kelestarian budaya Indonesia menjadikan setiap kita berupaya untuk meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Untuk itulah dengan keyakinan yang tinggi dalam berupaya dan berbuat yang terbaik untuk bangsa, maka lahirlah Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) yang merupakan suatu gerakan untuk mewujudkan Indonesia sehat jiwa dan raga.
Berdirinya Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) adalah suatu keharusan yang harus didukung oleh setiap warga Indonesia apapun status sosialnya yang telah didirikan pada tanggal 10 Nopember 2007 dengan proses perjuangan yang cukup melelahkan dan kesabaran yang tinggi, maka pada tanggal 20 Juni 2008 ABI telah dikukuhkan dengan Akte Notaris Ummu Imamah, SH. No.2.Berbagai upaya telah dilakukan agar peran ABI dapat di rasakan oleh masyarakat, maka untuk pertama kali Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) mengadakan Rakernas ke- 1 di Hotel Bumi Wiyata Depok pada Tanggal 24-25 Sya’ban 1429 H / 26-27 Agustus 2008 M yang Alhamdulillah di hadiri lebih dari 250 perserta dari berbagai utusan daerah.
Dengan didasari kesungguhan dan ketulusan hati maka Rakernas ABI ke 1 bertemakan : “ Bersama menghidupkan sunnah melayani ummat menuju Indonesia sehat Jiwa dan Raga” acara Rakernas ABI di buka oleh Dirjen Bina Kesehatan Komunitas DEPKES RI. Dr. Bambang Sardjono, MPH., Dalam sambutannya mengatakan bahwa“ Peran asosiasi atau organisasi profesi pengobatan tradisional seperti ABI diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyrakat menuju Indonesia sehat 2010’. Sejalan dengan tema Rakernas ABI pada sesi Pembekalan yang disampaikan oleh Ust. H. Abdul Fattah seorang pemerhati / praktisi Pengobatan Nabi (Ath-Thibbun Nabawi) mengatakan dengan mengutip sambutan Presiden RI pada Kongres Umat Islam IV tahun 2005 “ Ummat Islam harus cerdas memanfaatkan potensi besar yang ada dalam ajarannya, untuk merespon perubahan zaman. Dan Saatnya Dunia Berubah yang dikutip dari judul buku DR.Dr.Siti Fadilah Supari, SP.JP (K) menteri Kesehatan RI., maka apabila pemerintah menyadari dan memanfaatkan potensi ummat Islam untuk mengatasi kegagalan yang sangat mendasar yang menjadi program prioritas di pelbagai Negara yaitu Pendidikan dan Kesehatan. Maka kelahiran ABI merupakan tonggak sejarah yang harus terukir kembali sebagai sumbangsi ummat Islam untuk ikut berperan dalam membantu program pemerintah Menuju Indonesia Sehat 2010.
Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) yang merupakan wadah para praktisi dan pengobatan Bekam dari berbagai pelosok bumi Nusantara yang mandiri dan telah berperan aktif untuk menyehatkan bangsa, ini sejalan dengan Visi Departemen Kesehatan “ Masyarakat Mandiri untuk hidup sehat “ dengan Misi “ Membuat Rakyat Sehat ” maka tentunya apabila Asosiasi Bekam Indonesia dijadikan pilihan handal dalam mensukseskan program pemerintah, adalah suatu hal yang tidak mustahil “ Indonesia sehat 2010 ” insya Allah akan dapat dicapai sebelum tahun 2010.
Akselerasi penyehatan bangsa bersama sunnah diwujudkan dengan meningkatkan qualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan kepada setiap anggotanya dengan berbagai disiplin ilmu kesehatan secara holistic yang telah dicanangkan oleh WHO “ Health is a complete state of Physical, Mental, Social well being and not merely the absence of disease or infirmity. Atau menurut Undang-Undang RI No. 9 tahun 1960 : “ Sehat atau kesehatan adalah keadaan meliputi kesehatan Badan ( Jasmani), Rohani (mental), sosial (moral) dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit cacat atau lemah.
Pada sesi pembekalan yang ke 2 Prof.DR.dr Dede Kusmana yang juga sebagai penasehat ABI, mengatakan bahwa Penyakit Jantung adalah pembunuh No. 1 di dunia dan di Indonesia mencapai pringkat pertama, salah satu penyebab utama adalah kebiasaan merokok, maka bisa jadi penyakit penyakit kronis yang dalam dunia medis tidak mampu ditangani, maka dengan bekam yang merupakan pengeluaran darah dari permukaan kulit dan senyawa-senyawa toxin pada tubuh manusia sehingga tubuh akan memberikan reaksi balik yang positif untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia.
Subhannallah.. Allahu Akbar, Rakernas ABI ke 1 ini mendapatkan respon yang luar biasa tidak hanya dikalangan praktisi dan para pengobat Bekam saja yang hadiri, akan tetapi lebih dari 27 Orang para medis/ para dokter dari pelbagai wilayah Indonesia juga hadir untuk memberikan dukungan dan saran-saran inovatif, sehingga ABI akan dapat diterima dari berbagai disipilin Ilmu, kalangan dan masyarakat, yang pada akhirnya Asosiasi Bekam Indonesia ini menjadi pilihan utama sebagai methode pengobatan alami.
Rakernas ditutup dengan tausiyah yang disampaikan oleh ustadz. H.Muhammad Arifin Ilham yang menekankan bahwa ABI adalah merupakan sarana/ladang kita untuk berda’wah, jadikanlah apapun keahlian yang kita miliki sebagai daya tarik dan bukan daya tarif. Karena pengobatan ini merupakan pengobatan utama yang dibawa oleh Rasulullah SAW, maka seyogyanya para pengamal/penterapi mengikuti suri tauladan dan akhlaq Nabi kita Muhammad SAW. Sehingga dalam menghidupkan sunnah Rasulullah SAW tidak adalagi saling menjatuhkan atau menjelekkan sesama para penterapy.
Dengan mengutip firman Allah : ” Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “( Ar-a’d : 11). Mari “ Ibda binafsik “ mulai dari diri kita, saudara kita, lingkungan kita dan bangsa kita untuk melakukan perubahan, perubahan kepada konsep-konsep ilahiyah yang penjabarannya telah dicontohkan melalui sunnah nabi Muhammad SAW.
Meningkatnya para pengobatan Bekam yang lahir atas dasar kesadaran untuk membantu sesama ini perlu memperoleh dukungan, pembinaan dan perlindungan serta pengawasan sehingga jangan sampai niat yang suci ini menjadi malapetaka buat sipembekam (penterapy) ataupun yang dibekam (pasien), untuk itulah perlu adanya standarisasi dalam methode pembekaman yang kita sebut dengan Standar Pelayanan Operasional Bekam ( SPOB ). Buku ini disusun untuk menjadi panduan anggota ABI dimanapun berada sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan menjadi terarah dan dapat meminimize tingkat resiko. Semoga ALLAH SWT membimbing dan melindungi kita semua, mari satukan langkah dan lurusakan niat untuk satu tujuan yaitu Mardhotillah.. untuk mengharapkan keridho-NYA… Amiiin!

Bekam atasi Kanker Payudara

Di usia 17 (tujuh belas) tahun ,ada benjolan kecil di payudara saya, yang akhirnya di oprasi kecil. Tahun demi tahun berlalu, kemudian kejadia mengejutkan hasil USG dokter kandungan menyatakan ada tumor (myom) di rahimku (2003), karena myomnya sudah sebesar bola tennis dan saya bingung mau berobat dengan cara apa, akhirnya saya dioprasi lagi (oprasi Caesar). Tapi dua tahun kemudian myom itu tumbuh lagi walau masih kecil ukurnnya, tapi aku terpukul dan sedih….

Rasanya belum kering air mata yng kemarin, ditahun 2006 di payudara saya muncul lagi benjolan dengan ukuran yang cukup besar, kemudian hasil USG saya di analisis oleh ahli tumor, dokterpun mengambil kesimpulan “harus segera di oprasi”, tapi saat itu aku tidak bingung, karena saya yakin akan sembuh dengan pengobatan yang saat ini saya jalani.

Pertama kali saya mengenal Hijamah (Bekam), saya bertemu dengan penghijamah yang agak sembarangan dalam menentukan titik hijamah. Namun pada suatu hari Allah mentakdirkan saya dengan buku”Uraian Kode Anatomi Hijamah Titik-titik Bekam”, karangan Ustadz Kathur Suhardi dan Ibu Aminah Safa’ah, dari membaca buku tersebut saya tertarik untuk menemui pengarang buku tersebut. Dan Allah pun mentakdirkan saya bertemu dngan Ibu Aminah untuk mengobati penyakit saya ini, dan sebenarnya masih banyak pasien lain yang merasa sangat tertolong dengan pengobatan yang dilakukan oleh Ustadz Kathur Suhardi dan Ibu Aminah tersebut.

Berbekal keyakinan dengan bahwa dengan pengobatan yang direkomendasikan oleh Allah, maka selama 5(lima) bulan saya menjalani pengobatan bekam ini. Dibekam di titik-titik tetentu sebanyak 5(lima) titik, sembari minum obat herba dan obat kimia anti kangker, Alhamdulillah di bulan kelima satelah USG hasilnya pun negatif dari fam!! Dan tumor payudara yang sebelumnya membuat resah itu telah hilang tak berbekas. Terbukti bahwa hijamah itu manfaatnya benar-benar sanngat menakjubkan. Sekarang saya menjalani terpi bekam untuk menghilangkan myomku. Dan hasil USG terakhir menyatakan myomku bentuknya mengecil 1mm.

Maka dengan pengalaman sperti ini, saya lebih percaya diri untuk merekomendasikan pengobatan bekam, karena banyak diantara kita yang hanya memandang sabelah mata saja, dan kurang mempercayainya. Tapi wajar juga kalau banyak muncul pandangan miring tentang hijamah ini. Mungkin karena para hajim atau ahli bekamnya belum paham betul tentang teknik membekam yang benar.

Perlu digaris bawahi bahwa pengobatan bekam ini tidak bisa dipraktekkan sembarangan, ada beberapa hal yang harus di perhatikan terutama titik-titik bekam, pengetahuaan anatomi tubuh, mengetahui titik-titik larangan dalam hijamah dan seterilisasi alat hijamah.

Mudah-mudahan metode bekam ini diterima dengan baik dikalangan masyarakat bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia, karena pengobatan ini dijamin kesembuhannya dari Allah lansung. Amiin…

 

KANKER KULIT SEMBUH DENGAN TERAPI BEKAM

Subhanallah wa asy-syukru lillah. Inilah yang senantiasa saya lantunkan ketika mengingat kejadian dan kondisi masa lalu. Ceritanya, sebagai seorang mahasiswi apalagi di STIKES, yang di kemudian hari menjadi tenaga medis, saya benar-benar merasa tidak pede dan tidak nyaman karena kanker ini, apalagi posisinya yang sangat mencolok, di cuping hidung dan ditambah lagi beberapa benjolan serupa di kening atas di tumbuhnya rambut kepala. Bapak dan ibu sudah siap-siap dana untuk menerima saran dokter di rumah sakit, yakni operasi. Saya juga sudah siap mental, meskipun juga ketar-ketir. Siapa pun kalau boleh memilih, tentu akan menghindari operasi, satu kata yang sangat menakutkan, apalagi harus membayangkan bagaimana rasanya masuk kamar bedah yang serba putih. Namun rupanya Allah memberikan jalan keluar kepada kami, yang tanpa diduga-duga, ternyata sangat mudah dan yang penting memberikan solusi bagi keadaan saya.

Saya dihijamah pada hari Ahad siang sebelum zhuhur, satu titik di punggung atas. Sebenarnya hijamah ini dilakukan bukan dalam rangka pengobatan, tetapi karena pimpinan asrama mengharuskan semua mahasiswa mahasiswa untuk mengikuti pelatihan hijamah yang disampaikan Ustadz Kathur dan istri beliau, Ibu Aminah dari Jakarta, dan ini merupakan titik praktikum yang harus dijalani setiap peserta pelatihan.

Keesokan pagi atau hari Senen pagi saat mengambil wudhu’ untuk shalat subuh, tepatnya ketika membasuh muka, penulis benar-benar kaget tak terkira, karena penulis tidak merasakan adanya benjolan di hidung dan di kening atas. Karena penasaran, saya langsung lari ke depan cermin. Saya meraba-raba seperti tak percaya dengan penglihatan mata sendiri karena semua benjolan di muka hilang sama sekali. Bekasnya pun saya cari-cari juga tak ketemu. Benar-benar mengherankan dan tak habis pikir. Saya mengucapkan puji syukur kepada Allah dengan perasaan berbunga-bunga, senang, gembira, begitu pula orang tua dan keluarga. Maka rencana semula untuk operasi di rumah sakit pun urung, karena kanker kulit yang saya derita selama setahun ini sudah hilang karena hijamah. Alhamdulillah.

  • Nama pasien: Arnis
  • Usia: 19 tahun
  • Status: Lajang, mahasiswi
  • Penyakit: Kanker kulit.

Kondisi prahijamah: Satu benjolan sebesar kedelai di cuping hidung sisi kanan. Tak lama kemudian (tidak lebih dari satu tahun) tumbuh sepuluh benjolan yang sama di kepala atas sisi depan, di atas kening.

Penyakit TBC sembuh dengan Terapi BEKAM

Tiga tahun yang lalu saya didiagnosis oleh dokter yang menangani bahwa saya terkena TBC paru. Kondisi badan saya saat itu sangat kurus, terlalu kurus dan jauh dari normal. Berat badan turun drastic hingga sekitar 20 kg. benar-benar tinggal kulit dan tulang. Kekuatan badan juga habis, tak mampu berjalan, tak mampu bergerak dan hanya tergolek di atas tempat tidur.

Selama empat bulan saya minum obat dari dokter, sebanyak 4 jenis, yang setiap hari harus dikonsumsi tiga kali. Tak sedikit pun saya tidak merasakan perubahan, apalagi kesembuhan. Kalau begini terus keadaannya, tanpa ada perubahan, tanpa ada kesembuhan, walaupun sudah ditangani dokter, lalu apa gunanya obat-obat yang setiap hari saya tenggak tiga kali? Saya terus bertanya-tanya dalam hati. Sampai kapan keadaan saya ini akan bertahan? Apakah saya akan terus-menerus tidur seperti bayangan mayat hidup? Tapi adakah cara kesembuhan selain dari dokter? Maka saya niatkan bersama keluarga, entah bagaimana caranya untuk mencoba pengobatan alternatif lain.

Suatu hari saya dibawa keluarga untuk berobat kepada seorang “kiyai” yang memang dikenal sebagai ahli pengobatan. Oleh bapak kiyai itu saya dipijat dan disuruh mandi dengan air yang sudah dicampur dengan beberapa macam kembang. Hasilnya nihil, nol persen tanpa sedikit pun perubahan.

Kami tidak putus asa. Lalu kami mendatangi “kiyai” lain. Saya dianjurkan untuk menghentikan semua obat dari dokter dan diharuskan minum jamu yang diramu sendiri oleh Bapak “kiyai” tersebut. Terus terang, anjuran ini sangat berat untuk saya penuhi, karena sepertinya saya masih menaruh harapan kesembuhan pada dokter dan obat-obat darinya, meskipun sebenarnya juga tidak ada perubahan. Ada pertentangan batin. Kalau saya berhenti minum obat dari dokter, berarti saya hraus mengandalkan kesembuhan secara total kepada “kiyai” yang menangani saya kali ini. Tapi kalaulah pengobatan “kiyai” ini tidak menghasilkan kesembuhan, lalu apa yang harus saya lakukan, sementara obat dari dokter juga saya hentikan? Karena keinginan yang kuat untuk mendapatkan kesembuhan, akhirnya saya putuskan, meskipun dengan berat hati untuk mengikuti saran pak kiyai, obat dari dokter saya hentikan secara total. Ternyata memang ada perubahan, nafsu makan saya meningkat dan berat badan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tentu saja keluarga sangat senang melihat perubahan yang saya alami ini. Bahkan teman saya yang sudah divonis terkena tumor getah bening oleh dokter, juga datang ke kiyai itu dan berhasil mendapatkan kesembuhan.

Namun seiring dengan kesembuhan yang saya alami, ada gangguan yang sangat mengganggu aktifitas saya. Tepatnya setelah delapan bulan saya berobat ke kiyai itu, tiba-tiba saya selalu buang air besar. Saya pikir ini hanya gejala diare biasa seperti karena salah makan atau sebab lainnya yang biasa-biasa saja. Tapi nyatanya buang air besar ini terus-menerus saya alami, tidak dapat ditahan sama sekali, sehingga cukup sering kotoran keluar dan membasahi celana.

Kembali saya terbaring di tempat tidur. Karena tidak ada perubahan, saya dibawa ke rumah sakit. Hasil laboratorium, selain TBG paru masih ada, usus saya dinyatakan bermasalah. Maka saya diberi obat lagi, empat macam untuk TBC paru ditambah lagi dua obat untuk usus. Jadi enam macam obat harus saya telan tiga kali sehari. Makanan tidak bisa masuk dan hanya minum saja. Badan lemas serasa tidak punya otot. Tentu saya bingung bercampur gundah menghadapi kondisi seperti ini.

Enam bulan sudah berlalu. Enam macam obat tetap saya tenggak setiap hari tiga kali. Bukannya kesembuhan yang saya peroleh, tapi justru keadaan saya semakin parah dan drop. Bingung, gundah, gelisah, pikiran entah kemana tak menentu. Saya seperti sudah berdiri di antara tonggak-tonggak batu nisan. Saya putus asa. Keluarga juga tak habis bingungnya.

Entah bagaimana mulanya, tiba-tiba ingatan saya seolah digiring kepada sosok Rasulullah dan metode pengobatan beliau yang disebut bekam. Bukankah bekam berasal dari sabda beliau, yang berarti merupakan metode pengobatan yang tidak perlu diragukan keampuhannya? Ketika ingatan saya digiring kepada metode bekam ini pun saya sudah merasakan kesenangan dan seolah-olah di depan mata sudah kuraih kesembuhan. Saya seperti bangkit dari tidur yang sangat panjang dan melelahkan. Maka saya putuskan untuk melakukan pengobatan bekam.

Setelah dibekam, saya diberi herbal habbatus-sauda’, madu dan VCO. Tapi belum genap sebulan saya diterapi dengan bekam, dengan keadaan yang semakin hari semakin membaik, tiba-tiba suatu hari saya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perut. Kalau sebelumnya saya selalu buang air besar, justru saat itu saya tidak bisa buang air besar, termasuk pula air kecil. Kembali saya dibawa ke rumah sakit untuk kesekian kalinya. Secara diam-diam meskipun saya dibawa ke rumah sakit, saya tetap mengkonsumsi habbah sauda’ atau jinten hitam. Saya tak habis pikir, mengapa saya sakit lagi? Saya takut jika harus opname di rumah sakit. Ternyata saya tidak lama di rumah sakit. Esoknya saya boleh pulang karena keadaan saya sudah normal kembali, buang air besar juga normal. Saya yakin ini semua karena habbah sauda’ dan bekam. Semenjak saat itu keadaan saya semakin membaik dan normal seperti sebelum sakit. Alhamdulillah saat testimony ini saya tulis, saya sudah tidak lagi buang air besar, kehidupan saya benar-benar menjadi normal. Saya selalu membatin, masak mahasiswa pake pembalut seperti balita?

Ketika teman-teman saya melihat keadaan saya yang benar-benar normal kembali seperti sedia kala, mereka pun ikut-ikutan meminta terapy bekam. Segala puji bagi Allah karena telah menuntun saya kepada metode pengobatan Nabi-Nya. Jika tidak, saya tidak tahu apa yang terjadi dengan diri saya dan bagaimana masa depan saya.
 

Bekam di Inggeris

 

Bekam dr inggris bab 1
BEKAM: PENELITIAN BEKAM DI INGGRIS, TERBUKTI..!! (Bg.1 dari 3)

Penelitian Pengaruh Terapi Bekam untuk Penanganan Nyeri Lutut Anterior (Bagian Depan) dan potensi peranannya dalam Promosi Kesehatan
Diterjemahkan oleh dr. Abu Hana
Dari artikel :
Kaleem Ullah, Ahmed Younis & Mohamed Wali: An investigation into the effect of Cupping Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in Health Promotion.: The Internet Journal of Alternative Medicine. 2007; Volume 4, Number 1.

Kaleem Ullah, MSc Physiotherapy, University of East Anglia UK
Ahmed Younis, Principal Lecturer St Georges University of London UK
Mohamed Wali, St Georges University of London UK

Table of Contents

Abstract
Introduction
History and origins of Cupping Therapy
Current use of Cupping Therapy
Medical effects of Cupping Therapy
Anterior Knee Pain and Cupping Therapy
Cupping Therapy and the ethnic minority population
Contra-indications and Precautions to treatment
Aims of the research
Methodology and research design
Population and Sampling
Results
Discussion
Conclusion
Appendices
References

Abstrak
Objektif: Untuk mengetahui pengaruh Terapi Bekam dalam tingkatan patofisiologis pada penanganan Nyeri lutut anterior (bagian depan) dan dampaknya terhadap kualitas hidup serta kenyamanan.
Metode: Survei Eksperimen menggunakan percobaan klinis dan kuesioner. Follow up dilakukan selama 3 minggu untuk mengetahui pengaruh jangka panjang efek terapi dengan menggunakan penilaian obyektif maupun subyektif. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengetahui berapa banyak variabel independen menyebabkan peserta penelitian mengalami perubahan (Dane, 1990).
Hasil: Terdapat perbedaan statistik yang signifikan dalam tingkat rasa sakit, kenyamanan dan rerata pergerakan pada pasien dengan nyeri lutut anterior antara sebelum dan setelah bekam (P <0,05). Kesimpulan: Telah dilakukan penelitian mengenai keampuhan/Efikasi Terapi bekam untuk penanganan nyeri lutut anterior serta kenyamanan dan pergerakannya, hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan pada peserta penelitian sebagai akibat dari Terapi Bekam. Dianjurkan untuk dilakukan studi lebih lanjut dengan menggunakan sample penelitian yang lebih besar dan waktu yang lebih lama. Pendahuluan Cupping (bekam) merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam perawatan dan pengobatan berbagai masalah kesehatan diantaranya : Penyakit darah seperti hemofili dan hipertensi, Penyakit reumatik mulai dari artritis, sciatica/nyeri panggul, sakit punggung, migren, gelisah/anxietas dan masalah fisik umum maupun mental. Tujuan bekam adalah untuk membuang darah dari dalam tubuh yang diyakini dapat merusak tubuh dan pada gilirannya berpotensi merugikan mulai dari gejala biasa sampai yang mengarah pada menurunnya derajat kesehatan. Sejarah dan asal mula Terapi Bekam Secara tradisional, Terapi bekam telah dipraktekkan oleh banyak budaya dalam satu bentuk atau lainnya. Di Inggris praktek Terapi bekam juga telah tercatat dalam kurun waktu yang lama dengan salah satu jurnal kesehatan ‘ The Lancet ‘ yang diberi nama setelah adanya praktek ini. Lanset merupakan salahsatu peralatan bedah tradisional yang digunakan untuk membuang kelebihan darah yakni venaseksi dan digunakan untuk membedah Abses/bisul. Kata dalam bahasa Arab untuk Terapi Bekam adalah Al-Hijamah yang berarti untuk mengurangi ukuran yakni untuk mengembalikan tubuh pada kondisi alamiah. Praktek Al-Hijamah telah menjadi bagian dari budaya Timur Tengah selama ribuan tahun sebagaimana telah ada pada catatan di zaman Hipokrates (400 SM). Di belahan barat, yang pertama melakukan Terapi Bekam adalah orang-orang Mesir kuno, dan yang tertua terekam dalam Textbook berjudul “ Ebers Papyrus” yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di negeri Mesir menyebutkan masalah bekam (Curtis, 2005). Terapi bekam secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori: Bekam kering (Dry Cupping) dan Bekam basah(Wet Cupping). Terapi bekam kering cenderung lebih banyak dipraktekkan di wilayah Timur Jauh, sedangkan Bekam basah menjadi favorit di wilayahTimur Tengah dan Eropa Timur. Untuk tujuan penelitian ini dilakukan penyelidikan Terapi bekam basah yang kemudian disebut sebagai Terapi Bekam. Penggunaan Terkini Terapi Bekam Pengobatan Komplementer dan Alternatif (CAM= Complementary and Alternative Medicine) akhir-akhir ini menjadi lebih populer di masyarakat dan mendapatkan kredibilitas dalam dunia Biomedis kesehatan (Hill, 2003). Survei menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari penduduk Inggris (Ernst, 1996) dan sedikit lebih tinggi di Amerika Serikat (Wootton dan Sparber, 2001) menggunakan CAM. Selain itu, mainstream dunia kesehatan yang meminta bukti lebih lanjut untuk CAM semakin tertarik pada beberapa bentuk CAM (Hoffman, 2001). Khasiat Medis dari Terapi Bekam Menurut Hennawy (2004), Terapi Bekam diindikasikan untuk penanganan gangguan darah, mengobati nyeri, inflamasi/peradangan, relaksasi fisik dan mental, varises pada pembuluh darah vena dan masase jaringan dalam serta memberikan hingga 50% peningkatan pada tingkat kesuburan. Prinsip-prinsip Akupunktur dan Akupressure sangatlah mirip dengan Terapi Bekam basah, hanya saja pada bekam basah melibatkan pengeluaran darah sedangkan pada Akupunktur dan Akupressure menggunakan isapan dan stimulasi pada titik-titik tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengeluaran darah (Blood letting) itu sebenarnya merupakan salahsatu di antara teknik Akupunktur tertua (Dharmananda, 2004). Diperkirakan bahwa Akupunktur awalnya merupakan metode penusukan bisul dari kulit, kemudian dikembangkan untuk mengeluarkan “darah kotor” yang umumnya disertai cedera atau demam dan pada akhirnya dapat mengeluarkan roh jahat dan atmosfir Qi yang jelek (terutama “angin”) keluar dari dalam tubuh(Unschuld, 1985). Fokus perhatian kembali pada penelitian tradisi pengobatan Cina dimana penemuan Akupressure dan Akupunktur dalam meredakan nyeri telah membuktikan bahwa dengan metode tersebut dapat melepaskan zat seperti morfin (Endorfin), Serotonin atau Kortisol yang pada akhirnya dapat meredakan nyeri dan membantu memperbaiki status fisiologis individu (Schulte, 1996). Akupressure dan Akupunktur dalam faktanya telah digunakan dan terbukti berguna untuk meredakan nyeri dan penanganan addiksi/ketagihan(Schulte, 1996; Hinze, 1988; Cadwell, 1998). Pada tingkat biologis; Akupressure dan Akupunktur bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan (1) sistem kekebalan tubuh; (2) Pengeluaran Enkefalin; (3) Pelepasan neurotransmitter (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5) Gerbang rasa nyeri pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi mengartikan sensari rasa nyeri (NIH Consensus Development Panel, 1998; Schulte, 1996). Akhirnya, diyakini bahwa perangsangan pada titik Akupuntur dapat mengakibatkan Gerbang nyeri menjadi kewalahan dengan cara meningkatkan frekuensi impulse, sehingga akhirnya menutup gerbang dan dapat meredakan nyeri(Oumeish, 1998; Cadwell, 1998). Menurut Institut Kesehatan Nasional (NIH) Consensus Development Panel (1997), Akupunktur juga efektif menangani mual dan muntah akibat kemoterapi, mual pada kehamilan, sakit gigi, adjunct therapy, kasus addiksi, rehabilitasi stroke, sakit kepala, kram haid, tennis elbow, fibromyalgia, nyeri punggung bawah(LBP), carpal tunnel syndrome, asma dan sebagainya (Lee, 2001). Mengingat relatif rendahnya biaya CAM pada umumnya sehingga integrasi antara terapi dalam mainstream kesehatan publik tidak diragukan lagi akan dapat meringankan beban keuangan dan waktu pada sistem sistem kesehatan kita ini. Sebagaimana bekam juga ditujukan sebagai terapi yang efektif untuk penanganan nyeri dan memiliki kesamaan dengan teori Akupunktur dan Akupressure, sehingga sangatlah mungkin Terapi Bekam memiliki aksi mekanisme biologis yang sama pula seperti disebutkan diatas dalam hal meredakan nyeri. Bersambung ke bagian 2.. Diterjemahkan oleh dr. Abu Hana